Cerita Endri, cerita perjalanan ibu dua anak, dibuat happy dengan segala kebaperannya :)

Tuesday, June 2, 2009

perubahan iklim global telah membunuh 300.000 jiwa setiap tahunnya

Kompas, 01/06/2009

Senin, 1 Juni 2009 | 03:17 WIB

London, Jumat - Laporan yang dikerjakan Global Humanitarian Forum di
London, Inggris, menyebutkan, perubahan iklim global telah membunuh
300.000 jiwa setiap tahunnya. Kerugian yang ditimbulkan mencapai 125
miliar dollar Amerika Serikat.

Data itu diungkapkan pada Jumat (29/5) dan diklaim sebagai laporan
pertama mengenai dampak perubahan iklim terhadap manusia secara
global. Disebutkan, 325 juta jiwa kaum miskin yang paling menderita.

Penduduk Banglades termasuk salah satu masyarakat yang paling
menderita karena jutaan jiwa dihantam banjir dan badai tahunan. Para
petani di Uganda dihantam kekeringan massal, sedangkan penduduk di
pulau-pulau kecil di Karibia dan Pasifik terancam kehilangan wilayah
karena kenaikan muka laut.

Kondisi tersebut dinilai sangat tidak adil karena penduduk di
negara-negara miskin mengemisikan gas rumah kaca, penyebab utama
pemanasan global, kurang dari 1 persen.

Mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, presiden forum yang
meluncurkan laporan itu, menyatakan, saatnya dunia bersatu hati.
bersama-sama memikirkan serius cara melindungi dunia pasca-Protokol
Kyoto yang akan berakhir tahun 2012.

Ia menyebut pertemuan para pihak ke-15 (COP-15) di Kopenhagen,
Denmark, Desember 2009, sebagai unjuk kegentingan global. "Demi jalan
keluar dari kelaparan global, migrasi massal, penyakit, dan kematian
massal," kata dia.

Jika para pemimpin dunia tak bisa memastikan sikap di Kopenhagen, itu
sama dengan meninggalkan kemanusiaan. Ia mendeskripsikan perubahan
iklim sebagai "tantangan kemanusiaan terbesar masa kini", sementara
dunia berada "di seberang jalan" soal langkah mengatasinya.

Prediksi 2030

Bila tak ada penanganan berarti, menurut laporan itu, pada tahun 2030
kematian global akibat perubahan iklim akan meningkat mendekati
setengah juta jiwa per tahun. Kerugian finansial 300 miliar dollar AS.

Sebagian besar kematian disebabkan degradasi lingkungan yang
menimbulkan kekurangan gizi di banyak tempat ketimbang bencana alam.

Kenaikan suhu bumi 2 derajat celsius membunuh banyak spesies flora
dan fauna yang berguna bagi kehidupan. Bagi warga pesisir, selain
ancaman badai yang meningkat dan kenaikan muka air laut, ikan
konsumsi bergerak kian ke tengah laut. Nelayan kian kesulitan menangkap ikan.

Bagi petani, perubahan pola cuaca akan menyulitkan musim tanam. Suhu
hangat juga memengaruhi perkembangbiakan serangga penyerbuk di
negara-negara empat musim.(AFP/GSA)

0 Comments:

Post a Comment