Diawali dengan berat badannya Faziel yang susah sekali naik, aku mulai mengamati tubuhnya Faziel. Saat kudapati ada keanehan di tubuhnya Faziel, ku mulai safari ke dokter-dokter anak yang ada di Klaten dan menceritakan keanehan itu. Pertama di RSI Klaten, diduga Faziel kena ISK, lalu cek lab, ternyata hasilnya Faziel enggak kena ISK. Kedua di RS Cakra, diduga hidrokel, lalu USG, dan benar memang hidrokel, tapi dokter bedahnya bilang hidrokel bisa hilang sendiri saat anak tumbuh makin besar. Ketiga di RSUP Tegalyoso, langsung disuruh USG sama Dokter Spesialis Bedah Anak. Hasil USG menyatakan kalau Fazil kena hernia inguinalis. Kantong ususnya Faziel ada yang turun ke skrotum sebelah kanan. Dokter menyarankan untuk operasi, karena hernia bisa sembuh hanya dengan operasi. Kami (aku dan suami) mulai memikirkan opsi itu, dan memantapkan hari, menguatkan Faziel untuk menjalani operasi herniotomi. 2 minggu setelah USG kami mendatangi RSUP Tegalyoso lagi untuk konsultasi mengenai tindakan operasi herniotomi. Hasil konsultasi makin memantapkan kami untuk memilih opsi operasi herniotomi, tetapi karena saat itu Faziel sedang batuk pilek, kami disuruh konsultasi juga ke dokter spesialis anak. hasil konsltasi dengan dokter spesialis anak menyatakan kalo Faziel belum bisa dioperasi jika masih batuk pilek, jadi harus disembuhkan dulu batuk pileknya. Kami pun diberi resep obat batuk pilek dan disarankan mengisolasi Faziel di rumah agar tidak terkena virus flu dari luar. Dokter anak juga mendignosis Faziel terkena fimosis, sehingga bisa sekalian dilakukan sirkumsisi saat herniotomi nanti.
Setelah seminggu, batuk pileknya Faziel sudah sembuh. Kami kembali mendatangi RSUP Tegalyoso untuk konsultasi tentang operasi herniotomi dan sirkumsisi Faziel. Lalu kami dan dokter spesialis bedah anak sepakat untuk tindakan herniotomi dan sirkumsisi. di hari itu Faziel menjalani beberapa kali cek lab, diantaranya cek urin, cek darah dan swab test. Alhamdulillah hasilnya normal semua, tubuh Faziel sehat dan bisa dioperasi keesokan harinya.
Hari Rabu jam 02.00 Faziel mulai puasa karena rencananya Faziel akan dioperasi pukul 08.00.
Mundur 2 jam dari jadwal, Faziel masuk ke ruang operasi pukul 10.00. Aku mulai khawatir karena sampai pukul 11.00 belum ada tanda-tanda Faziel selesai dioperasi. Lalu kudengar suara tangis anak kecil di ruang pemulihan operasi, aku mulai panik, aku mondar mandir di depan ruang pemulihan. Ingin ku langsung masuk ke ruang itu tapi nggak bisa karena ruang tersebut ruang steril, jadi harus nunggu Fazielnya dibawa keluar dari ruang itu. Saat Faziel keluar dengan gerakan dan tangisannya yang kencang, sediiiih hati inii,, langsung ku rangkul disepanjang jalan menuju kamar ranapnya.
Sampai di kamar, Tangisnya Faziel masih belum mereda, kami sampai bingung harus bagaimana. Lama kami menunggu akhirnya tangis Faziel mereda dan tertidur setelah suster memasukkan obat antinyeri melalui selang infusnya. Saat kumelihat luka pasca operasinya Faziel, ternyata luka luar post operasi herniotominya itu cuma kecil banget, sekitar setengah sentimeter, yang cukup banyak jahitannya justru luka sirkumsisinya, pantas saja tangisan Faziel sampai selama itu. Ternyata sesakit itu ya disunat ):
0 Comments:
Post a Comment