Halo temans,di postingan kali ini aku mau menceritakan pengalamanku yang masih awam di dunia pinjam meminjam. Aku menceritakan hal ini agar bisa menjadi pembelajaran bagi kita, supaya lebih bijak mengambil keputusan, tidak terjebak dalam peristiwa yang sama dan bukan untuk mempermalukan siapapun ya :)
Jadi awal bulan kemarin ada orang yang mau meminjam uang lewat suamiku dengan alasan untuk membayar kebutuhan anaknya. Orang itu juga tau kalo aku dan suami mau renovasi rumah, jadi dia tau kalo aku memang lagi ada uang yang belum terpakai. Jadi nggak enak kan kalo mau nolak, lagipula dia janji akan dikembalikan dalam sebulan. Akhirnya aku mentransfer uang ke rekening orang itu, niatnya baik, membantu orang memenuhi kebutuhan anaknya dan menghargai hubungan pertetanggaan yang harusnya saling membantu .
Sebulan berlalu namun belum ada tanda2 pengembalian pinjaman, sementara renovasi rumah sudah dimulai. Lalu seminggu berlalu, suami pun menanyakan pinjaman tersebut kepada orang itu melalui pesan whatsapp, tetapi nggak dibalas. Hari berikutnya gantian aku yang menanyakannya melalui pesan whatsapp, dijawab dengan jawaban yang intinya akan diusahakan. Hari berikutnya aku menanyakannya kembali, tetapi tidak ada jawaban, telpon saya pun tidak dijawab. Padahal hari itu aku sedang membutuhkan uang itu karena ada keperlun mendesak. Lalu kutanyakan ke istrinya, tapi jawaban istrinya sungguh sangat mengejutkanku. Istrinya nggak tau kalo suaminya meminjam uang ke aku. Kukatakan kalo alasannya meminjam itu untuk memenuhi kebutuhan anaknya, tapi ternyataa kebutuhan anaknya itu sudah dicukupi oleh istrinya. Trus uang yang dipinjam itu buat apa ya.. Aku pun mulai curiga, sepertinya ada yang tidak beres dengan orang ini.
Sorenya aku mendatangi rumahnya. Saat aku datang, orang itu baru terbangun dari tidurnya 😓 jadi usaha yang dia maksud kemarin tu dilakukan dengan tidur 🤦♀️. Tanpa basa basi aku langsung meminta sejumlah uang yang dia pinjam, tapi dia cuma bilang kalo hari ini belum bisa, krn honor dari kantor baru akan cair senin pagi dan dia berjanji senin pagi akan mentransfer uangnya. Waktu aku menanyakan solusi untuk keperluanku yang mendesak hari itu pun dia cuma bilang nggak tau 😣. Yhaa sudahlah, dia sedang menutup jalannya sendiri.
Alhamdulillah sore itu ada solusi untuk keperluan mendesakku, karena kan kalo niatnya baik.. akan selalu ada pertolongan dari jalan yang tidak disangka-sangka. Alhamdulillah juga ada titik terang tentang pemakaian uang pinjaman itu karena kuketahui orang itu suka selingkuh dan judi ðŸ˜
Senin pagi tak ada kabar dari orang itu. Wa pun tak dibaca. Aku mendatangi kantornya dan bertemu dengan orangnya. Kutanyakan janjinya untuk mengembalikan pinjaman pada senin pagi, orang itu menjawab nanti akan langsung ditransfer jam 12. Saya tegaskan "janjinya senin pagi kan pak.. ini sekarang jam 12.. jam 12 bener ya pak langsung ditransfer" diiyakan olehnya.
Waktu berlalu hingga pukul 12 ku cek di internet banking belum ada transferan darinya. Kutanyakan lagi ke orang itu, kuperoleh jawaban yang intinya dia akan mengembalikan pinjamannya dan tidak akan mengingkarinya. Ku tegaskan kalo tidak akan mengingkari ya tolong ditepati.
Lalu aku sudah jengkel dan lelah, kuputuskan untuk melaporkannya ke kepegawaian internnya untuk minta difasilitasi pengembalian uangnya dan agar tidak ada lagi korban-korban selanjutnya.
Jam 4 sore orang itu menanyakan keberadaan saya, bahkan minta alamat rumah ibu saya. Kusuruh datang ke rumah tapi dia bilang belum pulang ke rumah 😱. Ku tunggu sampai mghrib nggak datang2, jadi yha sudahlah, kutinggalkan urusan itu, biar nanti fasilitasi berjalan.
Malamnya orang itu telpon berkali2 nggak saya angkat, lalu masuklah sebuah pesan berisi bukti transfer dan kata2 basabasi dia. Alhamdulillah masih rejeki. Jadi kalo bener2 rejeki kita itu ya harus diperjuangkan dulu gaes, kalo hanya nrimo yha nggak jadi dibalikin tuh duit 😂.
Kalimat semacam "kalo nggak dibalikin ya berarti bukan rejeki" lha kalo nggak diminta ya beneran akan ngga jadi rejeki kita. Atau kalimat "yha udah itung2 sedekah" kalo mau sedekah ya sedekahkan ke orang yang tepat dengan kegunaan yang tepat juga doong. Kalo menyedekahkan harta ke orang lain yang dipakai untuk berbuat maksiat kan jadinya bukan sedekah tp ikut berbuat dholim karena seperti memfasilitasi orang untuk berbuat maksiat. Atau juga kalimat "kalo kita membantu orang kan nanti kita akan dibantu juga" ini kalo membantu untuk kebaikan ya, bukan membantu berbuat maksiat.
Dari pengalamanku di atas, aku memutuskan untuk hanya akan meminjamkan uang ke orang2 terdekatku saja yang benar2 sedang kesulitan.
Untuk menjaga hubungan baik dengan orang yang tidak terlalu dekat, lebih baik menghindari transaksi pinjam meminjam. Karena jika terjadi kesulitan saat pengembalian uang, hubungan akan menjadi renggang.
Kalo ada uang lebih, daripada dipinjamkan ke orang jauh, mending kasihkan langsung ke orang tua kita yang sudah tulus merawat kita dari kecil. Dan bersiaplah menerima pengembalian yang berlipat2 dari Allah 😊.
Orang yang dari luar kelihatan baik dan bahagia kenyataannya belum tentu seperti kelihatannya. Kalimat "Ajining dhiri ono ing lathi" juga sudah tidak relevan lagi di jaman sekarang, karena banyak orang yang tutur katanya halus lembut sopan tapi kelakuannya jauh dari itu.
Kalo niat sedekah lebih baik langsung ke panti atau masjid saja.
Kalo ada yang mau meminjam uang, tanyakan apakah pasangannya mengetahui tentang peminjaman uang ini. Kalo tidak, lebih baik urungkan niat untuk meminjaminya uang.
Kalo sudah berniat memberikan pinjaman uang ke orang, siapkan tenaga, waktu dan stok sabar yang banyak saat memintanya kembali, karena itu beraaat.
Ini opini pribadi aku berdasarkan pengalamanku ya, kalo ada yang berbeda pendapat atau punya tips n trik sendiri boleh dishare di kolom komentar 🤗
0 Comments:
Post a Comment