Cerita Endri, cerita perjalanan ibu dua anak, dibuat happy dengan segala kebaperannya :)

Wednesday, April 3, 2013

Terima Kasih Ibu

Untitled Document
Setelah saya membaca buku “Terima Kasih Ibu” rasanya sayang sekali jika saya tidak membuat tulisan tentang Ibu saya, orang yang bisa membentuk saya sehingga bisa menjadi saya yang sekarang. Banyak duka dalam hubungan saya dengan ibuk di masa lampau, tapi Alhamdulillah sekarang banyak sukanya.

Saya adalah orang yang paling berdosa kepada ibu saya. Saya adalah anak yang paling sering dimarahi Ibuk. Waktu kecil saya masih nurut sama Ibuk, tapi pas masa remaja, dari masa SMP sampe SMK saya sering melawan Ibuk, diawali dengan perbedaan keinginan dalam memilih sekolah, diikuti dengan rentetan perdebatan karena kebandelan saya yang berujung saling diam dalam waktu yang lama.

Ada saat kita (saya dan Ibuk) lagi akur, seharian tertawa dan becanda-becanda terus besokannya Ibuk udah marah-marah ke saya, kemudian diem-dieman lagi. Saya memang anak yang paling bandel dan ngeyel diantara saudara-saudara saya.
Dulu saya sering membandingkan Ibuk saya dengan Ibu dari teman-teman saya, sampai terpikir dalam benak saya :
  • Kenapa Ibuk saya kolot banget selalu berteriak kalo memarahi saya?
  • Kenapa Ibuk saya nggak bisa seperti Ibunya teman-teman saya yang selalu lembut?
  • Kenapa Ibuk saya selalu memaksakan kehendaknya kpada saya nggak seperti Ibu lain yang menuruti permintaan anak-anaknya?
  • Kenapa Ibuk nggak adil terhadap saya?
Astaghfirrulloh.. Saya berdosa sekali ya..


Satu kejadian yang masih saya ingat sampai sekarang yaitu saat saya mengerjakan Tugas Akhir Akuntansi sambil nonton TV sekitar jam 8 malam, percakapan saat itu seingat saya kira-kira seperti ini :
Ibu : “Kok nggak makan-makan Ndri?”
Saya : “aku nggak suka makanannya”
Ibu : “Lha minta apa?”
Saya : “aku pengen makan mi aja”
Ibu : “ya udah aku buatkan dulu”
*saya nggak nyautin, tetep ngerjain Tugas Akhirnya, karena saya kira ibu saya nggak serius, sampai akhirnya Ibu dateng membawa semangkuk mi pake telur*
Ibu : “Ini dimakan dulu”
Saya : “Halah, aku nggak doyan, aku nggak suka mi pakai telur, makan sendiri aja” *muka jutek*
Ibu : “Ya udah terserah kamu, udah dibuatin nggak terima kasih malah marah-marah, dibela-belain cape-cape masih masak, apa-apa kok nggak kebeneran” *sedikit kecewa dan langsung masuk kamar*
Jahat banget ya saya… Coba kalo saya yang digituin, pasti bakal ikutan marah dan kecewa banget.

Saat itu di dalam pikiran saya selalu berpikir negatif terhadap Ibuk, padahal banyak sikap positif Ibuk yang ditunjukkan kepada saya, tetapi saya tidak menyadarinya *karena tertutup dengan yang negatif2 tadi*. Terbukti dengan Ibuk (BUKAN BAPAK) yang selalu membayari biaya-biaya sekolah saya dari SD hingga kuliah. Terbukti dengan Ibuk yang menghidupi dan mendoakan saya sehingga saya bisa seperti sekarang. Terima Kasih Ibu, maafkan anakmu yang dulu sering membuatmu kecewa.

Sekarang, seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari pengorbanan Ibuk dalam kehidupan saya, I’m nothing without My Mom. My Mom is The Best Mom for me, no one like her. She’s my hero. Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa hidup mandiri sehingga sudah tidak merepotkan ibu lagi dan beban beliau berkurang. Alhamdulillah saya bisa menyisihkan sedikit rezeki saya untuk menyenangkan Ibuk saya walopun itu tidak akan bisa membalas semua pengorbanan dan jasa-jasa Ibuk kepada saya.

Kehidupan saya sekarang jauh dari Ibuk, pekerjaan yang saya jalani mengharuskan saya untuk tinggal jauh dari Ibuk, tapi Alhamdulillah saya masih bisa keep contact sama Ibuk, saya masih sering telepon-teleponan sama Ibuk, becanda-becanada, ngegosip, sharing, nanya-nanya resep masakan dan banyak lagi. Kalo udah ngobrol sama Ibuk itu betaaah bangeeet.. Tak sabar rasanya menunggu waktu untuk bertemu dengan Ibuk lagi. Hope I can see you soon Mom..

Alloh.. Thank’s for this life, Thank’s for aLL that ‘ve been given to me.. Thank’s for giving me a Great Mom.. Hope Alloh will always keep my Mom healthy and happy.. Aamiin..

FYI.. banyak cerita unyu *kalo diinget* antara saya dengan Ibuk saya, tapi demi menjaga perasaan banyak orang, jadi lebih baik hanya kita bertiga yang tau. Terima Kasih Ibu, Love You As Always ^_^

0 Comments:

Post a Comment